Al-Quran terhadap orang-orang yang berilmu

Penghargaan Al-Quran terhadap orang-orang yang berilmu, diantaranya adalah:
*) Wahyu Al-Quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
*) Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.
*) Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.
*) Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

SELAIN penghargaan, Al-Qur’an juga memberikan apresiasi kepada orang-orang yang berilmu, diantaranya:
*) Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan amal shalih.
*) Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.
*) Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.

Bagaimana petunjuk Al-quran untuk meningkatkan etos kerja?
Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT.
Beberapa petunjuk Al-Quran agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain:
*) Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.
*) Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.

Berikan pendapat anda berkaitan Ber-ilmu dan Ber-Ahlaq Karna Agama ALLAH SWT yang di dimana bertentangan dengan etos kerja dalam kehidupan sehari-hari

Contohnya:
Seseorang yang berdagang menjual gula putih untuk keperluan sehari-hari.
Menurut ilmu yang diperoleh, dengan modal usaha yang sedikit harus bisa mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Maka pedagang tadi timbul niatnya untuk mengurangi timbangan berat gula pasir yang dijualnya. Agar mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Dari kejadian diatas, tentu bertolak belakang antara ilmu yang didapat dengan akhlak yang seharusnya dalam Agama, karena dalam Al-Qur’an dilarang keras mengurangi timbangan jika berjual beli.

Allah SWT  berfirman:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ . الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ. وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ.
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).

وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al Isra’: 35).