Persaudaraan dalam Al-Qur’an

Mengawali artikel yang ingin saya tulis di blog ini adalah diskusi pada semester 1 saya mengkuti Tutorial Online yang disediakan oleh Universitas Terbuka masa akademik 2018.1.

DISKUSI  Pendidikan Agama IslamBottom of Form


1. Persaudaraan yang diajarkan Al-Qur’an
Persaudaraan dapat diartikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan dari segi ibu, bapak, atau keduanya, maupun dari persusuan,…juga mencakup persamaan salah satu dari unsur seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.
Persaudaraan sesama muslim dapat diartikan persaudaraan antarsesama muslim, atau persaudaraan yang dijalin oleh sesama umat Islam.
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya.
Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Di antara perincian tentang petunjuk tersebut adalah bahwa penegasan bahwa sesama orang yang beriman mereka bersaudara. Di antara mereka tidak boleh saling mengolok, karena boleh jadi yang diolok-olok sebenarnya lebih baik.
Di antara mereka juga tidak boleh saling menggunjing, karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan antar sesama muslim harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan, juga saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Terhadap warga masyarakat yang non-muslim, persaudaraan harus juga dibina. Persaudaraan dan kerja sama tersebut tentu saja bukan dalam hal aqidah, karena kalau dalam bidang aqidah sudah jelas berbeda maka tidak mungkin ada titik temu.

Persaudaraan dalam perspektif Alquran adalah konsep persaudaraan yang diajarkan oleh Islam. Konsep persaudaraan tersebut ditemukan dalam ayat-ayat Makkiah, yakni Al-Qur’an Surah Thaha (20): 29-30 Al-Qur’an Surah Shad (38): 23. Juga dalam ayat-ayat Madaniah, yakni QS. al-Hujurat (49): 10, QS. al-Taubah (9): 11, QS. al-A'raf (7): 65, dan QS. al-Nisa (4): 23.
Dengan ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa sebelum Hijrah ke Madinah Alquran telah menekankan betapa pentingnya hubungan persaudaraan dengan ikatan kekeluargaan, keagamaan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan ikatan sesama umat umat manusia.

2. Al-quran mengatur etika persaudaraan dengan sesama muslim, jelaskan dan sertakan dalil ayat Al-qurannya!
Etika persaudaraan antara sesama orang yang beriman :
a)      Tidak boleh saling mengolok
Mencela merupakan bagian dari Akhlak yang buruk dan tidak terpuji karena tidak ada yang menjamin seseorang akan selalu lebih baik kondisinya dari orang lain.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.( QS. Al-Hujurat 49 ayat 11)

b)     Tidak boleh saling menggunjing
Allah swt mengingatkan orang-orang mukmin untuk selalu meneliti setiap kabar yang sampai kepada mereka sebelum mereka mengatakan itu kepada yang lain. Hingga setiap perkataan seorang mukmin dapat dijamin kebenarannya, sehingga fitnah dapat dihindari. Dalam sebuah ayat Al Qur’an, Allah swt berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.( QS. Al Israa’ : 36)

c)      Harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan, juga saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Melalui ayat ini Allah swt. menyuruh umat manusia untuk saling membantu, tolong menolong dalam mengerjakan kabaikan/kebajikan dan ketaqwaan. Sebaliknya Allah melarang kita untuk saling menolong dalam melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran.
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.( QS.Al-Maidah ayat 2)

3. Dengan non-muslim Al-quran juga memberi perhatian, dan kepada mereka juga tetap harus bersaudara, namun demikian ada rambu-rambu yang harus diperhatikan, jelaskan rambu-rambu tersebut!
Etika Persaudaraan dengan non muslim, diataranya :
Tidak boleh menghina keyakinan agama lain
Islam mengatur seluruh urusan. Termasuk dalam aturan Islam ialah larangan mencaci maki, menghina, mengolok-olok atau menjelek-jelekkan sesembahan penganut kepercayaan lain.
Sebagaimana firman Allah SWT, dalam Al-Qur’an Surah Al-An’am ayat 108:

Artinya : Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

*) Tidak boleh mencampur adukkan aqidah masing-masing
Firman Allah SWT ini menegaskan Islam yang sesungguhnya, memberikan penjelasan yang jelas kepada umat Islam bahwa tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah, ibadah dengan aqidah dan ibadah agama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Umat Islam harus mengetahui secara pasti batasan dalam kehidupan antar umat beragama. Umat Islam boleh bergaul dengan agama lain, boleh berniaga, berbisnis, berinteraksi dalam kehidupan keduniaan.
Sebagaimana secara tegas Allah SWT memberi batasan dalam Al-Qur’an surat Al-Kafirun ayat 1-6 yang artinya,
"Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku."

*) Toleransi tersebut sebatas menyangkut hubungan antar sesama dan hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Islam dalam Al-Qur’an memberikan toleransi kepada sesama manusia, meskipun berbeda Aqidah, kita harus tetap menolong bila mereka terkena musibah, atau bencana alam, jadi dalam hal ini batasan toleransi yang dibolehkan dalam Islam.
Namun toleransi dalam hal Aqidah dan Ibadah sangat dilarang dalam Islam.